Pages

Showing posts with label review. Show all posts
Showing posts with label review. Show all posts

Monday, November 13, 2017

Review Thrustmaster T-GT




Setelah sekian lama dinanti, Thrustmaster akhirnya secara resmi merelease setir top-of-the-line mereka yaitu Thrustmaster T-GT.  Mengapa dinamakan T-GT, ya betul karena releasenya hampir berbarengan dengan seri Gran Turismo terakhir pada saat ini yaitu Gran Turismo Sport. Thrustmaster telah menjadi partner Polyphony Digital untuk memproduksi perangkat setir yang didesain khusus untuk Gran Turismo.


Sebelumnya, perlu diinformasikan bahwa setir T-GT ini dijual dengan harga MSRP £700 atau USD800. Di Indonesia, setir ini dijual dengan harga kisaran IDR 13 juta-an. Mahal atau tidak itu relatif. Mari kita telusuri apa saja yang didapatkan dari harga sebesar itu.

Dalam kardus  T-GT terdapat perlengkapan sebagai berikut :
- Thrustmaster T-GT Wheel
- Thrustmaster T-GT Servobase
- Thrustmaster T3PA-GT Pedal Set + conical rubber brake mod
- T-Turbo power supply
- Clamping system
- User Manual
Box Thrustmaster T-GT


Gran Turismo Sport dikembangkan dengan menggunakan Thrustmaster T-GT, kali ini yang paling utama adalah fitur T-DFB (Depth Feed Back), mengintegrasikan perangkat penggetar semacam bass shaker yang tertanam langsung di body setir. Biasanya user menambahkan bass shaker untuk mendapatkan feedback tambahan berupa getaran yang diambil dari suara yang dikeluarkan oleh game, misalkan suara mesin, suara ketika ban menginjak permukaan yang tidak rata (kerbs, bumps, dll), dan suara tabrakan. Lebih jauh dari itu, kalau menggunakan platform PC, maka user bisa menambahkan program khusus seperti simvibe untuk mendapatkan sumber getaran yang sama tapi berasal langsung dari physics game itu sendiri (bukan "terjemahan" dari suara game).
Karena dikembangkan bersama Gran Turismo Sport, maka fitur T-DFB ini dapat memberikan informasi tambahan ke user lebih dari sekedar kondisi jalan namun juga efek understeer dan oversteer. Fitur ini bisa di aktif /non-aktifkan melalui menu di GT Sport.

Design & Build Quality
Terdapat banyak peningkatan dari sisi desain. Ukuran servo base cukup ringkas dengan brushless motor berkekuatan 40Watt. Walaupun hanya single motor, T-GT bukanlah direct drive, mekanisme penggeraknya masih menggunakan beberapa pulley dan belt. Pada pemuja direct drive wheel boleh jadi kecewa dengan desain ini. Bagian motor servo dilapisi pelat berlubang yang bisa membantu pendinginan.
Motor penggerak di Thrustmaster T-GT

Motor servo di T-GT dilengkapi dengan kipas di dalam motornya. Thrustmaster menamakan sistem ini sebagai T-MCE (Motor Cooling Embedded). Diharapkan dengan adanya sistem pendinginan seperti ini dapat mengatasi problem klasik di setir yaitu FFB fading yang terjadi bukan hanya di Thrustmaster.

Konfigurasi Motor Cooling Embedded system, perhatikan bilah kipas yang terdapat di dalam rangkaian.


Setir
Diameter setir bawaan T-GT relatif kecil, lebih kecil dari T500RS dan genggamannya terasa agak lebih tebal dari T300/T500. Finishing setirnya kombinasi antara metal, plastik dan kulit. Kulitnya terasa premium walaupun tidak perforated. Terdapat 4 rotary encoder (kenop putar) yang terasa sangat smooth namun "clicky" ketika diputar. Paddle shift di T-GT berbahan brushed metal dan menempel di setir dengan ukuran yang kecil namun terasa pas di jari.

Selain tombol standar PS4, terdapat tambahan lagi yaitu 2 mini sticks yang bisa digunakan untuk navigas menu seperti kenop analog di stik PS4
Mekanisme melepas setir standar Thrustmaster, sama dengan seri T300, T500, TX, TS-PC. Kalau anda memiliki setir dari keluarga Thrusmaster seperti Ferrari F1, Sparco R383, Sparco P310, Ferrari GTE, dll maka dengan mudah dapat memasangnya di servo base T-GT.


Pedal
To be honest, pedal yang disertakan dalam paket standar ini adalah salah satu kekurangan T-GT. Pedal yang disertakan adalah T3PA-GT, pedal yang sama bisa didapatkan di Thrustmaster T300-GT edition yang harganya setengah dari T-GT. Harap jangan salah paham, pedal T3PA-GT ini sudah cukup bagus, tapi ekspektasi untuk T-GT ini sepertinya terlalu tinggi sehingga agak shock ketika mengetahui pedalnya sama dengan kelas di bawahnya dua kelas di bawahnya. Kalau pedal yang disertakan adalah T3PA-PRO, mungkin kondisinya jauh lebih baik walaupun akan mempengaruhi harga jual.

Pedal T3PA GT bawaan Thrustmaster T-GT

Pada T3PA-GT terdapat 3 pedal (akselerasi, rem, kopling), konstruksi dari plastik dengan tambahan brushed metal pada pijakannya. Terdapat tambahan conical rubber mod bagi user yang ingin mendapatkan sensasi progresif pada pedal remnya.

Power Adapter
Banyak disinyalir permasalahan di T300 adalah dikarenakan panas berlebih yang salah satunya bersumber dari  dihasilkan oleh power supply yang tergabung di dalam base setir T300. Kelemahan lain dari power supply yang integrated adalah apabila power supply-nya rusak, maka lebih susah untuk diperbaiki.
Good move dari Thrustmaster kali ini dengan desain power supply yang terpisah dari base setir.
Lebih dari itu, Thrustmaster menggunakan trafo berjenis toroidal yang memiliki disipasi panas lebih kecil, dan kemudian sebagai casingnya diberi sentuhan desain dengan membuatnya berbentuk turbocharger.
Power supply Thrustmaster T-GT


Yang namanya power supply dari jaman dahulu kala selalu bentuknya kotak /persegi, baru kali ini lah ada setir yang power supply-nya berbentuk bundar a-la turbo charger. This is something unique indeed.
Spesifikasi power supply T-GT adalah :
Input : 220-240V AC, 2A, 50/60 hz
Output : 24V AC, 4.0A, 96W
Harap diperhatikan jenis tegangan output disini adalah AC, bukan DC.


Impresi pemakaian dan FFB.
Dari semua fitur dan deskripsi yang telah disebutkan di atas, yang paling penting adalah bagaimana kinerja T-GT ini. Game yang paling cocok dipakai untuk mencoba setir ini, tak lain dan tak bukan adalah iterasi terakhir dari seri Gran Turismo keluaran Polyphony Digital, yaitu Gran Turismo Sport.


Navigasi dari XMB sampai ke dalam game tidak ada kendala. Bahkan dengan adanya mini-sticks dapat digunakan untuk menggerakkan kursor secara bebas. Dengan settingan yang standar (out of the box), setir terasa berat. Power dari motor cukup kuat walaupun setting torque masih di level 5  dan detail 5 (max 10). Bagi yang berencana bermain untuk jangka waktu yang lama disarankan agar menurunkan settingan Torque dari 5 menjadi 3. Impresi dari setir ini sangat nyaman Perubahan arah kendaraan terasa langsung dan natural. Putaran setir sangat senyapwalaupun masih terasa sedikit mekanisme belt+roda gigi di dalamnya. Paddle shifter yang ukurannya agak kecil terasa sangat pas letaknya, sangat mudah dijangkau hanya dengan satu jari saja.
Terdapat sedikit keanehan pada saat kondisi understeer, setir tiba tiba kehilangan torsi sehingga tiba tiba terasa "kosong" untuk beberapa saat. Kemudian untuk efek getaran yang dihasilkan dari T-DFB cukup terasa sampai di tangan. Efek jalan yang bumpy diterjemahkan dengan getaran oleh T-DFB. Fitur ini bisa di non-aktifkan apabila dirasa mengganggu. Bagaimanapun, fitur ini dapat memberikan tambahan informasi kepada pengguna mengenai kondisi jalan, tinggal bagaimana si pengguna dapat memanfaatkannya.
Pada game Gran Turismo Sport memungkinkan perubahan beberapa setting mobil ketika sedang berkendara, misalkan setting TCS, ABS, brake balance, awd torque-split, dan fuel mapping. Disinilah fitur unggulan T-GT sangat terpakai yaitu rotary encoder. Jadi kita bisa tetap fokus ke lintasan tanpa perlu nteraksi terlalu banyak ke dalam menu menu untuk setting TCS dll.
Dari sisi pedal, dirasa cukup OK performanya. Jarak travel cukup jauh sehingga memudahkan untuk modulasi gas atau rem. Sayang sekali seandainya yang disertakan adalah T3PA-PRO, maka bisa dirubah konfigurasi pedal dari F1-style menjadi GT-style (inverted layout)


Kesimpulan
Pros:
Native support untuk Playstation 4 dan dikembangkan bersama dengan GT sport merupakan jaminan performa terbaik.
Ukuran servo base yang compact dan finishing material bagus.
Power supply terpisah dan kipas yang terintegrasi di dalam motor servo menambah harapan umur setir jadi lebih panjang.
Setir dengan balutan kulit yang mewah dan 4 buah rotary switch yang fungsional.
Setir terasa nyaman digenggam dan dioperasikan.

Cons:
Pedal yang disertakan adalah T3PA yang kelasnya cukup "standar".
T-DFB bisa menambah immersion, bisa juga menjadi gangguan.
Harga tergolong tinggi

Akhir kata, untuk pemakaian di Playstation 4, setir ini paling mutakhir untuk pemain casual sampai serius. Apabila mencari setir yang future-proof untuk basis di PS4, maka inilah setir yang harus anda beli.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada sultan dari BSD yang telah memberikan kesempatan untuk mencoba dan merasakan kehebatan Thrustmaster T-GT.
Nantikan artikel berikutnya : perbandingan antara Thrustmaster T-GT, T500 dan T300, yang tentunya akan sangat sengit.

Bonus pics : beberapa penampakan teman yang terpesona dengan rotary encoder di setir T-GT





About reviewer:

omDidit (Didit Pamungkas)


Casual gamer, sudah pernah memiliki dan mencoba berbagai macam setir mulai Logitech G25, Logitech G27, Logitech DFGT, Fanatec GT3RS, Fanatec  CSR Elite, Fanatec CSW, Thrustmaster T500RS (+F1 & GTE rims), Thrustmaster T300-GTE. Builder of customizable cockpit (Champion Gaming Rig), countless of DIY mod /repair for Logitech and Thrustmaster. Founder of Gran Turismo Indonesia Community, mostly console playing Gran Turismo, along with few other console racer titles.

Tuesday, July 28, 2015

Review Logitech G29



Review Logitech G29





Logitech G27 adalah perangkat steering wheel terakhir  keluaran Logitech yang sudah beredar sejak 2009. Sempat muncul rumor bahwa Logitech akan berhenti memproduksi wheel baru dengan ditutupnya divisi gaming peripheral pada tahun 2013. Namun rumor itu tidak bisa menghentikan G27 sebagai steering wheel yang paling handal, dengan segala kelengkapan standar dan ketersediaan aksesoris aftermarket yang berlimpah.


Memasuki babak baru console gaming (PS4/XBOX1) rupanya direspon secara positif oleh Logitech dengan merelease Logitech G29 untuk PC/PS3/PS4 dan Logitech G920 untuk PC/XBOX One. Perlu diperhatikan disini Logitech G27 sampai saat ini tidak disupport secara native olleh PS4. Ya memang ada beberapa peranti converter untuk PS4 namun tidak ada yang semaksimal native support dari segi response time dan Force Feed Back (FFB). Kemudian inilah pertama kali Logitech mempunyai lineup FFB wheel untuk console Microsoft.



Pada tulisan ini kita akan membandingkan antara Logitech G27 dan Logitech G29

Paket standar Logitech G29 dengan MSRP $399 terdiri atas setir dan pedal saja. Berbeda dengan G27 yang sudah dilengkapi dengan persneling. Pada G29, persneling dijual secara terpisah dengan harga $59.



Pada G29 ini Logitech menyematkan logo terbarunya di tengah lingkar setir, di housing setir dan di pedal. Batang setir yang terbuat dari stainless steel saat ini berwarna abu abu gelap dengan beberapa aksen tombol berwarna biru. LED indicator untuk RPM juga masih ada di G29




Semua tombol di persneling G27 dipindahkan ke setir dengan tambahan kenop putar senada dengan Logitech Driving Force GT (DFGT).  Namun dengan konfigurasi ini pun, Logitech G29 kehilangan 6 tombol di setir yang sebelumnya ada di G27. Sama sama dibalut kulit, lingkar setir G29 hanya berbeda di pola jahitan sebagai penyegaran.




Catatan penulis adalah pemilihan warna merah untuk kenop putar ini membuat setir menjadi agak “meriah”, kalau dibuat dengan warna biru maka akan senada dengan lainnya, atau dibuat aksennya merah semua akan lebih baik. Tapi ini adalah masalah selera.


Di pedal, ada perbedaan antara G29 dan G27. Yang jelas terlihat adalah silinder plastik berwarna hitam di G29 dibandingkan berwarna merah di G27. Selain itu Logitech meng-klaim peningkatan pada pedal rem yang saat ini memiliki efek progresif. Pedal rem G29 terasa sangat progresif, maksudnya adalah kekerasan pedal rem sampai setengah injakan terasa normal, kemudian perlu tenaga ekstra  untuk menekannya sampai batas maksimal.



Persneling G29 mirip dengan G27 hanya bagian atas beserta tombol tombolnya dihilangkan. Hal ini sedikit menyulitkan apabila hendak memodifikasi handbrake yang biasa dilakukan dengan menjumper tombol yang ada di shifter G27.



Kembali ke Setir.

Keuntungan dari  terpusatnya seluruh tombol di setir adalah mudah terjangkau pada saat bermain tanpa harus melepas genggaman pada setir. Jarak semua tombol pun ergonomis dan mudah terjangkau oleh ibu jari. Bagi kebanyakan pengguna, konfigurasi seperti ini sangat memudahkan dan simple. Namun ini adalah mimpi buruk bagi yang suka ganti setir. Logitech G25/G27 terkenal dengan banyaknya produk aftermarket dan kemudahan untuk dimodifikasi. Dengan semua tombol ada di setir, akan lebih susah untuk modif ringan seperti memasang handbrake mod, atau kita harus rela kehilangan semua fungsi tombol apabila bermaksud untuk mengganti setir dengan setir mobil asli kecuali bisa memindahkan semua tombol ke button box terpisah yang bukan pekerjaan mudah.




Build quality dari Logitech G29 bisa dibilang sama persis dengan G27. Bahkan housing setir dan pedal identik antara keduanya termasuk lokasi hard mount, clamp dan karet stopper. Diameter lingkar setir juga sama dengan G27, paddle shifter sama, hanya bagian bawah setir (arah jam 6) menjadi flat, dan ada tambahan metal ring di arah jam 12.




Spesifikasi power adaptor yang digunakan pada G29 sama dengan G27 (24V-1.75A), hanya sekarang beda bentuk karena mungkin berasal dari supplier yang berbeda.




In Game Impression:

PS3 (Gran Turismo 6): Feel sama persis dengan G27. Putaran setir terdengar halus walaupun bukan tanpa bunyi (masih terdengar sayup bunyi roda gigi di dalam setirnya). Navigasi menu nyaman dengan lengkapnya tombol di setir. Pedal rem progresif sangat membantu untuk mengendalikan sudut entry di tikungan, dan sangat berguna untuk mengatur kekuatan rem, trail braking dan terutama kalau ABS OFF. Sepertinya memang internal banyak persamaan dengan G27. “Kelemahan” nya pun sama dengan G27 yaitu bunyi bunyian seperti “klok-klok” apabila menerima input FFB yang berlebih misalkan di rally/offroad/drifting, atau jalanan yang sangat bumpy. Kalau internal G29 sama dengan G27, maka kemungkinan G29 akan menderita “penyakit” yang sama yaitu di optical encoder yang kadang retak/pecah pada pemakaian ekstrim. Untuk menghindari masalah ini, disarankan setting FFB di game diturunkan dari standarnya 50% menjadi 20% atau 30% apabila bermain offroad, rally atau drifting. Selebihnya semua feel sama persis dengan G27. Mudah mudahan next review diberi kesempatan untuk melihat komponen internal dari G29 apakah ada peningkatan kualitas dari optical encoder ini.


PS4 (DriveClub, Project Cars) : Sebelum mengoperasikan G29 di PS4, jangan lupa mengatur switch yang berada di atas logo setir dari PS3 ke PS4. Setelah terhubung, setir ini langsung bisa beroperasi mulai dari main menu (XMB). Pada kedua game tersebut, Logitech G29 berfungsi dengan sempurna, ffb dapat dirasakan. Oversteer, understeer, lost traction, brake locking, semua dapat dirasakan di setir. Sayang sekali bunyi “klok-klok” masih sempat terdengar di game PS4 dengan indikasi yang sama yaitu apabila mobil berada di jalan tidak rata, atau ketika drifting. Kemudian Sedikit catatan untuk pedal, karena pedal rem progresif, maka harus disiapkan alas yang solid agar pedal tidak bergerak ketika diinjak. Karena kadang tanpa terasa kita menginjak sangat keras (which is good), namun pedal bisa bergeser dari posisinya. Kecuali pedal di-hard mount di meja atau sekalian menggunakan cockpit simulator yang cukup rigid. Selain dari bunyi-bunyian dan kerasnya pedal itu, Logitech G29  bisa dibilang bekerja secara sempurna. Pengetesan dengan Logitech shifter pun berjalan lancar. Memang agak disayangkan mengapa shifternya dijual terpisah, namun dari pengalaman sebagai casual gamer, penggunaan manual shifter itu sangat jarang. Mostly kalau perpindahan gigi manual, yang dipakai adalah paddle shifter. Lagipula mobil mobil modern yang ada di game mayoritas sudah menggunakan paddle shift. Namun tentu saja apabila anda ingin merasakan sensasi tambahan maka bisa menambahkan shifter yang dijual terpisah.


Price:

MSRP untuk Logitech G29 adalah $399 dan shifternya $59, walaupun masih belum mendapatkan harga resmi dalam mata uang rupiah, harga ini memang lebih mahal dibandingkan Logitech G27, namun dengan fungsi utama yaitu support PS4, positioning harga ini membuat G29 akan head to head dengan Thurstmaster T300RS. Apabila dilihat dari kelengkapan yang ditawarkan dalam paket standar maupun lengkap, Logitech G29 memiliki value/money yang sangat bagus untuk setir yang compatible dengan PS4.


Other pics



Pros:


  • Simple design, similar with G27, build quality sudah terbukti kehandalannya. Apabila tidak selalu “dipaksa” untuk rallying atau drifting, setir ini bisa awet bertahun-tahun tanpa masalah.
  • Semua tombol ada di setir memudahkan navigasi dan operasional game /menu.
  • Pedal rem progresif sangat membantu feel bermain game, namun membutuhkan alas yang solid /cockpit agar tidak bergerak ketika diinjak.

Cons:
  • Harga lebih mahal dari G27 dan absennya persneling dalam paket standar.
  • Perilaku bawaan dari G27 (bunyi klok-klok) masih ada di G29. Kemungkinan ini adalah Achilles heel-nya G29, namun perlu pemeriksaan lebih mendalam ke internal setir untuk memastikan hal ini.


Kesimpulan:

Logitech telah melakukan penyegaran line up produk steering wheel dengan meluncurkan G29. Dengan konstruksi dan design yang mirip dengan pendahulunya (G27) yang sudah terbukti kehandalannya. Dengan winning formula seperti G27, setir ini adalah perangkat yang sangat layak untuk dimiliki bagi kombinasi pengguna PC/PS3/PS4.


Should I buy this wheel ? Tergantung platform yang digunakan

-          Platform PS4 à wheel ini WAJIB dimiliki.

-          Platform PS3 à good investment apabila pakai G29 dan ada rencana migrasi ke PS4

-          Platform PC à G27 sudah cukup memadai.













About reviewer:

omDidit (Didit Pamungkas)




Casual gamer, sudah pernah memiliki dan mencoba berbagai macam setir mulai Logitech G25, Logitech G27, Logitech DFGT, Fanatec GT3RS, Fanatec  CSR Elite, Fanatec CSW, Thrustmaster T500RS (+F1 & GTE rims), Thrustmaster T300-GTE. Builder of customizable cockpit (Champion Gaming Rig), countless of DIY mod /repair for Logitech and Thrustmaster. Founder of Gran Turismo Indonesia Community, mostly console playing Gran Turismo, along with few other console racer titles.